Renungan

Kisah ini adalah kisah yang dikirim dari "smile heart" ke akun facebook saya, menarik untuk direnungkan..Baca yuk !...

From Smile Heart...

Sahabat pernah mendengar sebuah kisah dari buku Setengah Isi Setengah Kosong karya Parlindungan Marpaung mari kita simak.

Suatu hari, seorang anak laki-laki miskin yang hidup sebagai pedagang asongan dari pintu kepintu biasanya dilakukan dikompleks-kompleks rumah dinas, kehabisan uang. Kondisinya saat itu sangat lapar. Anak tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi dia kehilangan keberanian saat seorang ibu muda istri pejabat membuka pintu. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segalas air. Ibu muda tersebut melihat dan berfikir bahwa anak lelaki itu pastilah lapar.

Oleh karena itu, ia membawakan segelas besar susu. Kemudian, anak lelaki itu minum dengan lahapnya dan bertanya “ Berapa saya harus membayar untuk segelas besar air susu ini ?”
Ibu itu menjawab, “Kamu tidak perlu membayar apapun, orang tua kami dulu mengajarkan untuk tidak menerima bayaran apapun jika melakukan suatu kebaikan,“ Kata ibu itu menambahkan.
Sambil menghabiskan susunya, anak lelaki itu berkata dalam hatinya: “ Dari hatiku yang terdalam, aku sangat simpati pada ibu yang berbaik hati ini, dia tidak sombong sekalipun istri pejabat!”

Beberapa puluh tahun kemudian, ibu muda dahulu (yang kini sudah lanjut usia) mengalami sakit serius yang sangat kritis. Balai pengobatan sudah tidak mampu lagi mengobati penyakit komplikasinya, apalagi saat ini berstatus janda pensiunan kereta api. Atas saran keluarganya, si wanita ini dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Pemerintah yang ada di kota tersebut untuk diobservasi. Namun, tetap saja tidak bisa diobati. Akhirnya, dengan menjual barang-barang tersisa dan atas bantuan rekan-rekan sesama janda pensiunan, si wanita muda ini dikirim ke ibukota karena di sana ada dokter yang mampu mengobati penyakit komplikasinya itu.

Dr. Sobur Nurjaman Ali dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat itu mendengar nama kota asal ibu tersebut, terbesit seberkas pancaran aneh pada mata Dr. Sobur. Segera ia bangkit mengenakan jubah dokternya dan bergegas turun melalui aula rumah sakit menuju kamar si wanita tersebut. Ia langsung mengenali wanita itu dengan sekali pandang.

Dr. Sobur kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan serangkaian medical check up total serta terapi-terapi medis lainnya.”Pokoknya ibu itu harus sembuh,” demikian obsesinya. Mulai hari itu, si ibu yang tergolek lemah tersebut menjadi perhatian Dr. Sobur dengan kasih yang tulus. Memasuki bulan ketiga di rumah sakit tersebut ternyata si ibu benar-benar sembuh.

Lalu, Dr. Sobur meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya guna persetujuan. Dr. Sobur melihatnya, dan menuliskan sesuatu di pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia sangat yakin bahwa ibu ini tidak mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. Bisnis yang dirintis bersama suaminya (almarhum) ketika memasuki pensiunan gagal karena ditipu orang, demikian cerita si ibu kepada Dr. Sobur beberapa waktu lalu. Hal ini pula yang membuat ia jatuh miskin, dengan seorang anak yang saat ini juga pengangguran.

Lembar tagihan akhirnya sampai ke tangan ibu yang malang itu. Dengan rasa was-was memberanikan diri membaca tagihan yang di sodorkan bagian keuangan. Disana tertera rincian biaya yang dikeluarkan selama menjalani pengobatan akan tetapi, ada suatau yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi “ Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.” Tertanda: Dr. Sobur Nurjaman Ali.

Kebaikan dibalas dengan kebaikan maka tanamlah kebaikan itu kelak hendak akan menadapat kebaikan pula, karena Allah telah mengatur semuanya yang tidak diketahui oleh siapapun. Kisah ini semoga menjadi pelajaran bagi kita semoga menjadi hikmah bagi kita.


Kisah yang bagus bukan?.. Ini adalah kisah yang membuktikan manfaat shodaqoh. Sesuatu yang kita sedekahkan walau itu hanya segelas susu (tidak mahal untuk istri seorang pejabat) tetapi di kemudian hari sedekah itu bercabang-cabang seperti ranting pohon yang menghasilkan buah yang banyaknya beratus-ratus kali lipat dari sesuatu yang kita sedekahkan....


EmoticonEmoticon