Metode Prototyping Dalam Pengembangan Sistem Informasi (Lengkap)

Metode Prototyping Dalam Pengembangan Sistem Informasi (Lengkap)

Pengertian dari prototyping : proses pengembangan sistem seringkali menggunakan pendekatan prototipe (prototyping). Metode ini sangat baik digunakan untuk menyelesesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya (Mulyanto, 2009).

Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis.

Download PDF artikel Metode Prototyping untuk membaca dengan lebih nyaman : Download

Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem (O'Brien, 2005).
Sebagian user kesulitan mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan user dan menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan kebutuhan user.

1. Kelebihan dan Kekurangan



Keunggulan prototyping adalah :

1)     Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2)     Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3)     Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.
4)     Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5)     Penerapan menjadi lebih  mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya


Sedangkan kelemahan prototyping adalah :

1)     Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama.
2)     Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.
3)     Hubungan pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang baik.


2.     Bentuk Prototipe


Berdasarkan karakteristiknya prototipe sebuah sistem dapat berupa low fidelity dan high fidelity. Fidelity mengacu kepada tingkat kerincian sebuah sistem (Walker et al, 2003).

Low fidelity prototype tidak terlalu rinci menggambarkan sistem. Karakteristik dari low fidelity prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebih menggambarkan kosep perancangan dan layout dibandingkan dengan model interaksi, tidak memperlihatkan secara rinci operasional sistem,

mendemostrasikan secara umum feel and look dari antarmuka pengguna dan hanya menggambarkan konsep pendekatan secara umum (Walker et al, 2003).
High fidelity protoype lebih rinci menggambarkan sistem.

Prototipe ini mempunyai interaksi penuh dengan pengguna dimana pengguna dapat memasukkan data dan berinteraksi dengan dengan sistem, mewakili fungsi-fungsi inti sehingga dapat mensimulasikan sebagian besar fungsi dari sistem akhir dan mempunyai penampilan yang sangat mirip dengan produk sebenarnya (Walker et al, 2003).

 Fitur yang akan diimplementasikan pada prototipe sistem dapat dibatasi dengan teknik vertikal atau horizontal. Vertical prototype mengandung fungsi yang detail tetapi hanya untuk beberapa fitur terpilih, tidak pada keseluruhan fitur sistem. Horizontal prototype mencakup seluruh fitur antarmuka pengguna namun tanpa fungsi pokok hanya berupa simulasi dan belum dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya (Walker et al, 2003).


4.     Proses Pembuatan Prototipe

Proses pembuatan prototipe merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang yang menggabungkan langkah-langkah siklus pengembangan tradisional. Prototipe dievaluasi beberapa kali sebelum pemakai akhir menyatakan protipe tersebut diterima. Gambar di bawah ini mengilustrasikan proses pembuatan prototipe :


Langkah-Langkah Prototyping



a.  Analisis Kebutuhan Sistem

Pembangunan sistem informasi memerlukan penyelidikan dan analisis mengenai alasan timbulnya ide atau gagasan untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi. Analisis dilakukan untuk melihat berbagai komponen yang dipakai sistem yang sedang berjalan meliputi hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia.

Analisis juga mendokumentasikan aktivitas sistem informasi meliputi input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian (O'Brien, 2005).
Selanjutnya melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diusulkan (Mulyanto, 2009).

Analisis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009).

Analisis kebutuhan sistem harus mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik antara lain :

1)     Masukan yang diperlukan sistem (input)
2)     Keluaran yang dihasilkan (output)
3)     Operasi-operasi yang dilakukan (proses)
4)     Sumber data yang ditangani
5)     Pengendalian (kontrol)

Spesifikasi Kebutuhan Sistem

Tahap analisis kebutuhan sistem memerlukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan sistem dengan mendefinisikan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh sistem tersebut kemudian menentukan kriteria yang harus dipenuhi sistem.

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya, kualitas informasi yang dihasilkan, efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan validitas dan kehandalan atau reliabilitas (Mulyanto, 2009).


b.  Desain Sistem

Analisis sistem (system analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.

Desain sistem  (system design) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi fungsional.

Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data dan proses dengan tujuan menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur database serta pemrosesan dan prosedur pengendalian (Ioanna et al., 2007).

Desain sistem akan menghasilkan paket software prototipe, produk yang baik sebaiknya mencakup tujuh bagian :

1)     Fitur menu yang cepat dan mudah.
2)     Tampilan input dan output.
3)     Laporan yang mudah dicetak.
4)     Data dictionary yang menyimpan  informasi pada setiap field termasuk panjang field, pengeditan dalam setiap laporan dan format field yang digunakan.
5)     Database dengan format dan kunci record yang optimal.
6)     Menampilkan query online secara tepat ke data yang tersimpan pada database.
7)     Struktur yang sederhana dengan bahasa pemrograman yang mengizinkan pemakai melakukan pemrosesan khusus, waktu kejadian, prosedur otomatis dan lain-lain.


C.  Pengujian Sistem

Paket software prototipe diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang hingga dapat diterima pemakainya (O'Brien, 2005). Pengujian sistem bertujuan menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem.

Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009).


Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :

1)     Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa komponen sistem yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
2)     Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
3)     Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.
4)     Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non fungsional.
5)     Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data simulasi.
6)     Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir pembuatan program.

Pengujian sistem informasi berbasis web dapat menggunakan teknik dan metode pengujian perangkat lunak tradisional. Pengujian aplikasi web meliputi pengujian tautan, pengujian browser, pengujian usabilitas, pengujian muatan, tegangan dan pengujian malar  (Simarmata, 2009).

Penerimaan pengguna (user) terhadap sistem dapat dievaluasi dengan mengukur kepuasan user terhadap sistem yang diujikan. Pengukuran kepuasan meliputi tampilan sistem, kesesuaian dengan kebutuhan user, kecepatan dan ketepatan sistem untuk menghasilkan informasi yang diinginkan user. Ada beberapa model pengukuran kepuasan user terhadap sistem, diantaranya adalah Technology Acceptance Model (TAM), End User Computing (EUC) Satisfaction, Task Technology Fit (TTF) Analysis dan  Human Organizational Technology (HOT) Fit Model.

Salah satu model pengukuran yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa berbeda dan tidak menunjukkan perbedaan hasil pengukuran yang signifikan adalah End User Computing (EUC) Satisfaction. Model ini menekankan kepuasan user terhadap aspek teknologi meliputi aspek isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan sistem (Chin & Mathew, 2000).

D.  Implementasi
Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta  interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi.

5.      Alat Perancangan Sistem


Perancangan sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses dan  alat perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data dan diagram arus sistem. Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram relasi entitas (entity relationship) dan kamus data (data dictionary).

A.      Diagram Aliran Data 
Diagram aliran data (data flow diagram/DFD) adalah sebuah alat dokumentasi grafik yang menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah proses. Diagram ini menunjukkan aliran proses seluruh sistem kepada pemakai dan dapat diatur detailnya sesuai dengan kemampuan pemahaman pemakai.

DFD terdiri dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan penyimpanan data. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang sedang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).

B.     Diagram Arus Sistem
Diagram arus sistem (Sistem Flow chart) adalah peralatan yang digunakan untuk menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran sistem informasi dan diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran program (Ladjamudin, 2005).

C.      Diagram Relasi Entitas
Diagram relasi entitas menunjukkan antar entitas satu dengan yang lain dan bentuk hubungannya sehingga data tergabung dalam satu kesatuan yang terintegrasi (Ladjamudin, 2005).

D.     Kamus Data
Kamus data adalah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam database (Ladjamudin, 2005).
Penjelasan Komponen-Komponen Sistem Informasi (Lengkap)

Penjelasan Komponen-Komponen Sistem Informasi (Lengkap)

Sistem informasi dan teknologi informasi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan organisasi karena dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi berbagai proses organisasi, pengambilan keputusan dan kerja sama tim dalam organisasi (O'Brien, 2005).

Inti proses dalam organisasi adalah manajemen pengelolaan sumber daya organisasi dan pengambilan keputusan para pimpinan organisasi dalam penggunaan sumber daya tersebut. Pengambilan keputusan dan kerja sama tim dalam organisasi memerlukan komunikasi data dan informasi yang akurat.

Mau baca lebih nyaman? Download artikel ini dalam bentuk pdf : Download

Informasi merupakan sumber daya yang diperlukan organisasi. Informasi bersumber dari data yang telah diolah. Informasi tersebut didapat melalui kegiatan manajemen informasi yang terdiri dari pemerolehan, penggunaan dan pembuangan informasi yang tidak berguna.

Pengolahan data menjadi sebuah informasi yang berharga memerlukan sistem informasi (Mulyanto, 2009).

Sistem informasi merupakan perangkat pengolahan data baik secara manual maupun menggunakan teknologi informasi.

Pengolahan data dimulai dengan menerima data, memilah data, menyimpan data, mengolah data menjadi informasi yang berharga dan penggunaan informasi untuk berbagai kepentingan.

Sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009). Manusia dalam sistem informasi terdiri dari pemilik sistem informasi, pengguna (user) dan tenaga ahli sistem informasi (programmer, ahli database, ahli jaringan dan teknisi komputer).

Sistem informasi dibedakan menjadi dua yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information Sistem/CBIS). Dalam perkembangannya, sistem informasi berbasis komputer disebut dengan sistem informasi saja (Mulyanto, 2009).

 Jadi, istilah sistem informasi yang banyak digunakan saat ini mempunyai pengertian sistem informasi yang menggunakan komputer sebagai perangkat pengolah data.

           
2.     Kegunaan Sistem Informasi



Efrain Turban, McCean dan James Waterbe  dalam Alamsyah (2008) menyebutkan bahwa sistem informasi bermanfaat untuk :

a) melakukan komputasi numerik dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi,

b) menyediakan komunikasi organisasi atau antar organisasi yang murah dan cepat,

c) menyimpan informasi dalam jumlah yang besar dalam ruang kecil, d) informasi mudah diakses dari manapun dengan cepat dan murah,

e) meningkatkan efektivitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja pada suatu lokasi,

f) menyajikan informasi yang jelas,

g) mengotomatisasikan proses-proses bisnis,

h) mempercepat pengetikan dan penyuntingan, i) memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan cara manual.

Nilai manfaat sistem informasi semakin meningkat dengan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin canggih, baik dari sisi harwdware maupun software.

Dewasa ini, perkembangan  prosesor komputer sangat pesat, misalnya Prosesor Intel yang berkembang dari core solo menjadi dual core dan selanjutnya menjadi quad core.

Perkembangan prosesor ini linear dengan peningkatan kemampuan komputasi komputer sehingga semakin banyak data yang dapat diproses dalam waktu yang singkat. Kapasitas hardisk juga semakin sehingga menyimpan data semakin banyak.

Kemampuan software pengolah database (database management system/DBMS) juga mempunyai kemampuan yang sangat baik, misalnya MySQL mampu menangani data dalam jumlah besar dalam waktu singkat, disertai dengan tingkat keamanan yang memadai. Akses data dan informasi juga saat ini semakin mudah dengan semakin mudah dan murahnya biaya yang diperlukan untuk akses internet.

3.     Komponen-Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (Ladjamudin, 2005).
Kerangka konsep berbagai komponen dan aktivitas sistem informasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Komponen-Komponen Sistem Informasi

Berdasarkan gambar di atas, komponen-komponen sistem informasi terdiri dari :

a.   Manusia

Manusia diperlukan dalam operasi sistem informasi. Sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar sistem. Pemakai akhir adalah orang yang menggunakan informasi yang dihasilkan sistem informasi, misalnya pelanggan, pemasok, teknisi, mahasiswa, dosen dan orang-orang yang berkepentingan.

 Sedangkan pakar sistem informasi adalah orang yang mengembangkan dan mengoperasikan  sistem informasi, misalnya system analyst, developer, operator sistem dan staf administrasi lainnya (Mulyanto, 2009).

b.  Hardware

Sumber daya hardware adalah semua peralatan yang digunakan dalam memproses informasi, misalnya komputer dan periferalnya, lembar kertas, disk magnetic atau optik dan flash disk (Mulyanto, 2009).

c.   Software

Software merupakan sekumpulan perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan  tertentu untuk memerintahkan komputer agar melaksanakan sesuatu (Ladjamudin, 2005).

d.  Data

Data merupakan dasar sumber daya organisasi yang diperlukan untuk memproses informasi. Data dapat berbentuk teks, gambar, audio maupun video. Sumber daya informasi umumnya diatur, disimpan dan diakses oleh berbagai pengelolaan sumber daya data ke dalam database dan dasar pengetahuan (Lajamudin, 2005).

e.   Jaringan

Sumber daya jaringan merupakan media komunikasi yang menghubungkan komputer, pemroses komunikasi dan peralatan lainnya dengan kendali software komunikasi. Jaringan dapat berupa kabel, satelit, seluler dan pendukung jaringan seperti modem, software pengendali serta prosesor antar jaringan (Ladjamudin, 2005).

Keseluruhan komponen sistem informasi tersebut saling terkait satu sama lain dalam sistem informasi. Sistem informasi dibangun menggunakan teknologi komunikasi dan informasi yaitu hardware, software dan jaringan.  Ketiga komponen tersebut dipakai untuk mengolah data yang diperoleh untuk menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat.

Keseluruhan proses pengolahan informasi tidak lepas dari komponen manusia. Manusia adalah komponen penting sistem informasi karena sistem informasi adalah benda yang tidak bermanfaat bila tidak digunakan oleh manusia.

PEDOMAN KONSELING KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TBC


PENGERTIAN 
Konseling berasal dari kata counsel yang artinya memberikan saran, melakukan diskusi dan pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan(klien) dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien mempunyai keyakinan akan kemampuan dalam pemecahan masalah. Konseling TBC adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan penderita(klien) untuk membantu klien mengetahui dan memahami kepatuhan terapi pada penderita TBC. Konselor adalah tenaga kesehatan yang mempunyai latar belakang pendidikan kesehatan yang bekerja di Puskesmas/dinas kesehatan/rumah sakit.Klien adalah sasaran konseling yang dalam hal ini adalah penderita TBC dan keluarga penderita TBC ,yang membutuhkan informasi tentang kepatuhan terapi pada penderita TBC.

HAL-HAL YANG PERLU DIMILIKI OLEH KONSELOR
  1. Mempunyai pengetahuan tentangstandar penentuan diagnosa penderita TBC, cara penyebaran penyakit TBC, cara pencegahan penyakit TBC, program terapi penyakit TBC.
  2. Memiliki sikap yang sopan, sabar dan empati
  3. Mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien.
  4. Menunjukan sikap ingin membantu klien.
  5. Menciptakan suasanan lingkungan konseling yang nyaman
  6. Mampu menjadi pendengar yang baik dalam menerima keterangan dari klien.

TEMPAT KONSELING
Ruang terpisah dengan ruangan lain agar klien merasa nyaman dan terjaga privasi pasien. Besar ruangan tergantung jumlah klien yang dilayani. Dalam ruangan tersedia fasilitas peralatan yang cukup memadai antara lain : flip chart, leaflet,dll.

LANGKAH-LANGKAH KONSELING
  1. Pengumpulan data meliputiidentifikasi data dan pengkajian data yang terkumpul dikaji, diidentifikasi secara rinci danmengambil kesimpulan atas masalah ketidakpatuhan yang dihadapi klien TBC berdasarkan pengumpulan data.
  2. Perencanaan konseling yang perlu diberikan.
  3. Memonitor dan evaluasi hasil konseling.

HAMBATAN YANG SERING DIJUMPAI OLEH KONSELOR
  1. Klien tidak mau bicara terbuka.
  2. Klien mengalami kejenuhan dan kesulitan dalam mengatur pola minum obat sesuai dengan anjuran.
  3. Klien mengeluh efeksamping yang ditimbulkan oleh OAT.
  4. Klien tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mendengarkan anjuran konselor.
  5. Klien berbicara terus yang sering tidak sesuai topik pembicaraan
  6. Ruang dan suasana konsultasi tidak mendukung jalannya proses konsultasi.
STANDAR PENENTUAN DIAGNOSA TBC

Dalam menentukan seorang klien menderita TBC diperlukan suatu standar penentuan diagnosa, yaitu:
  1. Gejala Respirasi:
  2. Batuk > 2-3 minggu (biasanya batuk berdahak)
  3. Batuk darah
  4. Adanya keluhan Nyeri dada
  5. Adanya demam  65-80 %
  6. Menggigil/ keringat dimalam hari
  7. Lekas lelah/malaise
  8. Anoreksia atau penurunan berat badan
  9. Pemeriksaan dahak mikroskopik (BTA +) minimal 2 kali, atau paling tidak satu spesimen harus berasal dari dahak di pagi hari.
  10. Fhoto thoraks dengan gambaran TBC.
Untuk kasus anak selain berat badan tidak mengalami kenaikan ± 2-3 bulan terakhir juga dilakukan pemeriksaan Mantoux Test dengan pemberian PPD secara Intra Cutan. Untuk penentuan TBC pada anak dengan menggunakan panduan skoring.

CARA PENYEBARAN PENYAKIT TBC
Infeksi, bila seseorang menghirup percikan renik yang mengandung Microbacterial Tb dan akhirnya sampai ke alveoli. Gejala timbul beberapa saat setelah infeksi, umumnya setelah respon imun terbentuk 2-10 minggu setelah infeksi. Sejumlah kuman tetap dorman bertahun-tahun yang disebut infeksi laten. Penularan Microbacterial Tb melalui udara(air bone) yang menyebar melalui partikel percik renik (droplet nuclei) saat seseorang batuk, bersin, berbicara, berteriak atau bernyanyi.Percik renik berukuran 1-5 mikron dan dapat bertahan di udara selama beberapa jam sampai beberapa hari sampai akhirnya ditiup angin.

CARA PENCEGAHAN PENYAKIT TBC

Pertimbangkan :

Faktor Pasien
  1. Tingkat keparahan penyakit TBC dan tingkat penularan.
  2. Kepatuhan pada etika batuk atau ketaatan pada praktik pengendalian infeksi (penggunaan masker,tempat tinggal mempunyai sirkulasi udara yang baik).
  3. Pengobatan (lama pengobatan yang sudah berlangsung, kepatuhan minum obat, mendapatkan dosis dan jenis obat yang tepat).
  4. Status kesehatan pasien, misalnya sistem imun dan nutrisi.
Faktor Penerima
  1. Tingkat kontak dengan pasien(sumber penularan)
  2. Kedekatan jarak
  3. Lamanya kontak
  4. frekuensi
  5. Kepatuhan dengan praktik pengendalian pencegahan infeksi( penggunaan masker,tempat tinggal mempunyai sirkulasi udara yang baik)
  6. Kerentanan terhadap infeksi (usia,status gizi, keadaan kesehatan secara umum dan ketahanan sistem imun).

Faktor Kuman TBC
  1. Strain TB tertentu, lebih mudah ditularkan
  2. Orang dengan strain resisten obat dapat menularkan kelebih banyak orang karena lebih lama sakit disebabkan pengobatan yang sulit sehingga fase infeksiusnya lebih lama.
  3. Ventilasi udara yang tidak tepat(penggunaan AC tanpa pergantian udara).
  4. Tingkat kepadatan pada fasilitas tersebut
  5. Praktek pembersihan dan desinfeksi alat dan ruangan
  6. Sarana penanganan spesimen tidak memadai.

Tujuan utama pencegahan dan pengendalian infeksi TBC adalah:
  1. Deteksi dini
  2. Pemberian OAT secepat mungkin
  3. Mencegah orang lain terinfeksi TB

TERAPI PADA PENDERITA TBC

Tujuan pengobatan TBC
  1. Menyembuhkan pasien.
  2. Mencegah kematian karena TBC.
  3. Mencegah kekambuhan.
  4. Memutus mata rantai penularan.
  5. Mencegah resisitensi obat.
  6. Mengurangi dampak ekonomi dan sosial.
Prinsip pengobatan pada penderita TBC adalah:
  1. OAT dalam bentuk paduan obat adekuat, dosis tepat.
  2. Kombinasi dosis terpadu (KDT) lebih menguntungkan untuk meningkatkan kepatuhan, sehingga dianjurkan.
  3. Pengobatan sesuai dengan klasifikasi dan tipe pasien.
  4. Melakukan pengawasan langsung.
  5. Pengobatan TBC dilakukan dengan 2(dua) tahap, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan.
  6. Mengikuti panduan obat anti tuberculosis.


 PROSES KONSELING
 
Persiapan dalam melakukan konseling
Untuk menerapkan suatu konseling yang baik maka perawat harus memiliki persiapan. Perawat sebaiknya melakukan persiapan prainteraksi dengan melihat data rekam medis pasien, ini penting agar perawat dapat mengetahui kemungkinan masalah yang terjadi seperti tingkat pendidikan yang akan mempengaruhi terhadap tingkat kepahaman dalam program pengobatan TBC. Selain itu perawat juga harus mempersiapkan diri dengan informasi-informasi terbaru yang berhubungan dengan pengobatan yang diterima oleh pasien.

Tahapan konseling
Pembukaan
Pembukaan konseling antara perawat dengan klien dapat menciptakan hubungan baik, sehingga klien/pasien akan percaya untuk memberikan informasi tentang penyebab ketidakpatuhan terapi pengobatan TBC. Dengan cara saling mengenal, mengemukakan tentang kontrak waktu yang akan disepakati bersama, dll.

Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah
Pada tahap ini perawat dapat mengetahui dari pasien/klien tentang masalah potensial yang mungkin terjadi selama pengobatan. Pasien bisa merupakan pasien baru ataupun pasien yang meneruskan pengobatan. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya. Setiap alternatif cara pemecahan masalah harus didiskusikan dengan pasien/klien.Strategi pemecahan masalah ketidakpatuhan terapi penderita TBC :
  1. Memberikan informasi yang tepat mengenai obat meliputi  kebenaran, instruksi yang lengkap termasuk berapa banyak, kapan, berapa lama penggunaan dan bagaimana jika obat lupa diminum; informasi tentang penyakit, kapan dan bagaimana pemakaian obat akan berguna untuk penyembuhan; Informasi tentang efek samping. 
  2. Mencegah ketidakpatuhan, dengan cara  bekerjasama dengan medis untuk mempermudah jadwal pengobatan dengan menurunkan jumlah obat, menurunkan interval dosis perhari dan penyesuaian regimen dosis untuk penggunaan terbaik pasien sehari-hari.
  3. Menyediakan alat bantu pengingat dan pengaturan penggunaan obat, misal alarm di handphone, chart, pemberian label instruksi pengobatan pada obatnya,pil dispenser(wadah untuk persediaan harian maupun mingguan), kemasan penggunaan obat per dosis unit.
  4. Mengingatkan pasien dengan telepon/sms untuk pembelian obat /kontrol kembali.
  5. Mengembangkan pengertian dan sikap mendukung di pihak keluarga pasien dalam mengingatkan penggunaan obat.
  6. Memberikan motivasi dalam menangani ketidakpatuhan dengan menjelaskan keuntungan dari penggunaan obat.
  7. Tingkatkan kewaspadaan pasien dari gejala penyakit yang diperlihatkan dan membutuhkan pengobatan.
  8. Jelaskan bahwa pasien harus dapat mengevaluasi dirinya sendiri, meliputi membantu pasien untuk mengembangkan kepercayaan dirinya, memastikan pasien/klien telah memahami informasi yang diperoleh dan  memastikan apakah informasi yang diberikan konseling dapat dipahami dengan baik oleh pasien dengan cara meminta kembali pasien untuk mengulang informasi yang sudah disampaikan. Dengan cara ini pula dapat diidentifikasikan adanya penerimaan informasi yang salah sehingga dapat dilakukan pembetulan.

Menutup diskusi
Sebelum menutup diskusi sangat penting untuk perawat bertanya kepada pasien apakah ada hal-hal yang masih ingin ditanyakan maupun yang tidak dimengerti oleh pasien. Mengulang pertanyaan dan mempertegasnya merupakan hal yang sangat penting sebelum penutupan sesi diskusi. Penekanan pesan yang diulang beberapa kali biasanya akan diingat oleh pasien.

Follow-up diskusi
Pada sesi ini merupakan dilakukannya pemantauan terhadap konseling yang telah dilakukan, namun pada kenyataannya seringkali mengalami kesulitan karena terkadang pasien mendapatkan konselor yang berbeda pada sesi konseling berikutnya.

Dokumentasi
Pendokumentasian adalah hal yang perlu dilakukan dalam setiap pelayanan keperawatan. Pendokumentasian berguna untuk evaluasi kegiatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan.

Tujuan pendokumentasian pelayanan konseling kepatuhan terapi TBC adalah:
  1. Mendapatkan data /profil pasien.
  2. Mengetahui riwayat penyakit pasien.
  3. Memantau kepatuhan pasien dalam berobat.
  4. Mengevaluasi pemahaman pasien tentang pengobatan.
  5. Menyediakan data jika terjadi tuntutan pada kesalahan penggunaan obat.
  6. Menyediakan data untuk evaluasi kegiatan keperawatan.
  7. Menyediakan data untuk evaluasi terapi.

EVALUASI
Kegiatan ini lebih bersifat pengamatan pada masing-masing pasien. Dengan mempunyai dokumen yang berisi riwayat pengobatan pasien, perawat yang memberikan konseling dapat melakukan pengamatan apakah pasien patuh dalam menjalani pengobatan. Perawat dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki kepatuhan pasien dalam melaksanakan pengobatan. Kegiatan ini sangat bermanfaat pada pengobatan TBC. Beberapa pengamatan yang dapat dilakukan adalah :
  1. Menghitung waktu pengulangan pemberian/perolehan obat (refill)
  2. Menghitung jumlah obat yang tersisa pada saat pengulangan pemberian
  3. Mewawancara pemahaman pasien tentang cara penggunaan obat(dosis,cara minum, waktu minum,dll).
  4. Menanyakan kepada pasien apakah gejala penyakit yang timbul berkurang atau hilang, atau ada perbaikan dari kondisi sebelumnya.

Fisiologi Sistem Endokrin



Deskripsi

Sistem endokrin terlibat dalam semua aspek integratif kehidupan, termasuk pertumbuhan, diferensiasi seks, metabolisme, dan adaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah.  Sistem endokrin bersama sistem saraf melaksanakan sebuah mekanisme regulasi neuroendokrin yang mengatur berbagai aktivitas tubuh.

Hubungan Sistem Saraf dan Sistem endokrin

Sistem endokrin terdiri dari susunan kelenjar-kelenjar yang mensintesis dan mengsekresi zat yang disebut hormon. Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena tidak punya saluran dan langsung mengsekresikan hormon ke sistem sirkulasi.  Mekanisme kerja sistem endokrin adalah sebagai berikut :

Mekanisme Kerja Sistem Endokrin
Sistem endokrin meliputi:
 1.    Reseptor yg berperan untuk mendeteksi proses regulasi dalam tubuh
2.    Integrator (dapat berupa neuron, kelenjar endokrin)
3.    Organ efektor yang selanjutnya menyampaikan pesan di dalam sel
4.    Hormon yang bertugas menyampaikan pesan di dalam sel

Ikatan antara hormon dan reseptor akan menghasilkan suatu rantai kerja sesuai dengan reseptor yang diinginkan. Hormon umumnya dianggap sebagai respon kimia yang dibawa dalam cairan tubuh. Mereka adalah molekul organik yang sangat khusus yang diproduksi oleh organ endokrin yang mengerahkan aksi terhadap sel target tertentu. Hormon tidak memicu reaksi, mereka adalah modulator respons sistemik dan seluler.

Susunan Kelenjar Endokrin
 
 Konsep Utama Hormon

1.    Hormon berfungsi sebagai pembawa pesan kimia, bergerak melalui darah ke daerah target yang jauh dari tindakan, atau bertindak lebih lokal sebagai utusan parakrin atau autokrin yang memicu efek lebih lokal.
2.    Kebanyakan hormon ada dalam cairan tubuh sepanjang waktu, tetapi dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil, tergantung pada kebutuhan tubuh.
3.    Hormon bereaksi dengan berinteraksi dengan reseptor afinitas tinggi, yang pada gilirannya dihubungkan dengan satu atau lebih sistem efektor dalam sel. Beberapa reseptor hormon yang terletak pada permukaan sel dan bertindak melalui mekanisme pembawa pesan kedua, dan lain-lain berada dalam sel, di mana mereka demodulasi sintesis enzim, transpor protein, atau struktural protein.

Klasifikasi Hormon
1.      Peptida/ Protein
Merupakan kelompok terbesar dan diarahkan oleh mRNA pada retikulum endoplasma, sebagian besar dibentuk sebagi pro hormon peptide yang berasal dari pre pro hormon menghasilkan pro hormon, kemudian pepetida itu selanjutnya di pecahkan di apparatus golgi membentuk hormon. Contoh :  peptida, polipeptida, glikoprotein, dan protein, dapat sekecil thyrotropin releasing hormon (TRH), yang mengandung tiga asam amino, sebagian besar dan kompleks sebagai hormon pertumbuhan (GH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) , yang memiliki sekitar 200 asam amino. Glikoprotein adalah hormon peptida besar yang terkait dengan karbohidrat (misalnya, FSH).
2.      Amina
Derivet asam amino tirosin, yang di sekresikan oleh kelenjar tiroid dan medulla kelenjar adrenal (catecholamines). Contoh : norepinefrin dan epinefrin, yang berasal dari asam amino tunggal (yaitu, tirosin), dan hormon tiroid, yang berasal dari dua iodinasi residu asam amino tirosin.
3.      Steroid
Terdiri dari hormon steroid, yang merupakan turunan dari kolesterol, tererdifusi melewati membran sel, reseptor dalam sel
4.      Turunan Asam Lemak
Sekelompok senyawa turunan asam lemak memiliki aksi mirip hormon. Contoh : Eicosanoids diantaranya asam arakidonat merupakan prekursor paling penting dan berlimpah dari berbagai eicosanoid. Yang paling penting dari eicosanoids adalah prostaglandin, leukotrien, dan tromboksanR etinoid (misalnya, asam retinoat) juga berasal dari asam lemak dan memiliki peran penting dalam mengatur aksi reseptor inti.

Kelas Hormon Berdasarkan Struktur
Amina dan Asam Amino
Peptida, polipeptida, dan Protein
Steroid
Senyawa Asam Lemak
Dopamin
Epinefrin
Norepinefrin
Hormon  Tiroid

Corticotropin-releasing hormone (CRH)
Growth hormone–releasing hormone (GHRH)
Thyrotropin-releasing hormone (TRH)
Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
Follicle-stimulating hormone (FSH)
Luteinizing hormone (LH)
Thyroid-stimulating hormone (TSH)
Growth hormone (GH)
Antidiuretic hormone (ADH)
Oxytocin
Insulin
Glucagon
Somatostatin
Calcitonin
Parathyroid hormone
Aldosterone
Glucocorticoids
Estrogens
Testosterone
Progesterone
Androstenedione
1,25-Dihydroxyvitamin D
Dihydrotestosterone (DHT)
Dehydroepiandrosterone (DHEA)
Eicosanoids
Retinoid

Hampir semua peptida dan katekolamin bersifat hidrofilik sedangkan semua steroid dan hormon tiroid bersifat hidropfobik.

Siklus Kerja Hormon

1.     Hidrofilik, bereaksi dengan reseptor pada membran dan mengaktifkan pesan kedua ( Second messenger ), karena tidak dapat menembus dua lapisan lemak yang memebentuk membran sel. (Gbr. 1, A hidrofolik)
2.      Hidrofobik, bereaksi dengan reseptor internal, karena dapat berdifusi menembus dua lapisan lipid dari membran sel, umumnya reseptor berperan sebagai faktor transkripsi dan mempengaruhi ekspresi gen. (Gbr. 1, A hidrofobik)
Kerja Hormon

Pengaturan Sekresi Hormon
1.    Umpan Balik Negatif
Umpan balik negatif adalah mekanisme utama dalam sistem endokrin untuk mempertahankan homeostasis, pengaturan sekresi hormon. Sekresi dari hormon yang spesifik di-”on atau off”-kan oleh perubahan fisiologi yang spesifik. Hormon dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi sekresinya sendiri melalui mekanisme down- regulation (penurunan jumlah reseptor hormon yang menyebabkan penurunan sensifitas pada hormon).

Mekanisme Umpan Balik Negatif

2.    Umpan Balik Positif
Up-regulation: peningkatan jumlah reseptor hormon yang menyebabkan sel lebih sensitif terhadap hormon tertentu, Sangat jarang terjadi.